Kisah ini saya dapatkan dari sebuah blog seseorang, yang diambil dari sebuah milis..
semoga cerita ini bisa menjadi renungan buat kita semuaa...
Karena hujan yang tidak kunjung berhenti, akhirnya saya memutuskan menerobos hujan karena hari sudah malam. Dan sampai Ciputat, ini perut sudah tidak bisa diajak kompromi, akhirnya saya memutuskan mampir di warung nasi tenda di pinggir jalan ciputat. Lagi asyik-asyiknya menikmati pecel lele, masuklah seorang bapak, dengan istri dan 2 anaknya. Yang menarik adalah kendaraan mereka adalah gerobak dorong. Dan bapak ini memesan 2 piring nasi dan ayam goreng untuk istri dan anaknya. Pertamanya sih tidak ada yang menarik, tetapi ketika saya selesai makan, ada yang menarik hati saya. Ternyata, yang menikmati makanan itu hanya istri dan anaknya. Sedangkan sang bapak hanya melihat istri dan anaknya menikmati makanan ini. Sesekali saya melihat anak ini tertawa senang sekali dan sangat menikmati ayam goreng yang dipesan oleh bapaknya. Saya perhatikan, wajah sang bapak, walau tampak kelelahan tetapi ada senyum bahagia di wajahnya. Lalu saya mendengar dia berkata “makan yg puas to…ini hari ulang tahunmu…”
Saya mau nangis mendengarnya. Seorang bapak, dengan keterbatasannya, sebagai (mungkin) pemulung, memberi ayam goreng murahan di pinggir jalan, untuk hadiah anaknya ulang tahun. Hampir hampir mau menangis rasanya di warung itu. Segera sebelum air mata tumpah, saya berdiri dan membayar makanan saya, dan juga dengan pelan-pelan saya bilang sama penjaga warung “Mas, tagihan bapak itu, saya yang bayar dan tolong tambahin ayam goreng dan tahu tempe.”
Lalu lekas lekas saya pergi. Kisah ini ditulis, untuk bahan perenungan, jangan pernah mengeluh. Ingat, kita makan di sushitei, duck king, dan lain-lain tetapi bagi orang di sekitar kita, pecel lele di pinggir jalan adalah makanan mewah buat dia. :’(