Di suatu sore, di kedai kopi yang biasa di pinggiran kota Jakarta, dua sejoli yang menggemari kopi bersantai sejenak setelah pulang dari mengemban ilmu. Sambil menikmati hangatnya kopi dan diiringi alunan butiran hujan, mereka berduapun terlibat percakapan :
Sambil memperhatikan mobil-mobil yang tertahan kemacetan dan menyeruput kopinya, Disya menghela napasnya dan bertanya kepada teman karibnya, Nugi "adduuhh kapan Jakarta bisa lancar pas jam pulang kantor seperti ini ya Gi?" ucap Disya tanpa mengalihkan pandangannya ke Nugi.
Nugi yang sedari tadi membaca koran Tempo hari ini menutup korannya dan menjawab pertanyaan Disya "yaahh kalau koruptor udah tidak ada lagi, baru jalanan di Jakarta bisa lancar" terlempar senyum getir ke Disya.
"Loh? apa hubungannya koruptor dengan jalanan Jakarta yang macet?" tanya Disya heran.
Nugi kembali tersenyum, tapi kali ini tidak getir "yaaa ada dong Sya, kamu tau penyebab kenapa Jakarta macetnya kelewatan kayak gini?
"ummm yaaa karena kuota mobil yang berlebihan, makanya jalanannya tidak cukup menampung, jadi macet deh"
"Nah itu salah satunya Sya" ucap Nugi, "tapi selain itu penyebab utamanya karena adanya korupsi, tau kenapa?
Disya menggeleng
Nugi membetulkan posisi duduknya dan menjelaskan serius ke pada Disya "karena adanya pembangunan yang gagal dibangun Sya, kenapa gagal dibangun? karena dana untuk pembangunan banyak yang dikorupsi sama penjahat-penjahat kerah putih itu. Contohnya kayak gini deh, misalnya pemerintah berencana mau membangun fasilitas umum yakni jalan raya untuk menanggulangi kemacetan, pelebaran jalan misalnya, nah dana yang udah dianggarkan untuk pelebaran jalan itu malah di korupsi sama pejabat-pejabat tidak bertanggung jawab, otomatis jadi gagal dong pembangunan jalannya atau paling tidak, jadi tidak efektif dan tidak maksimal deh"
Disya meng-angguk-angguk tanda mengerti "Oohh begitu yaa Gi, jadi bisa dibilang pembangunan-pembangunan yang gagal itu gara-gara banyaknya korupsi yaa"
"Bener banget tuh Sya" jawab Nugi membenarkan ucapan Disya, "Nah generasi kita lah yang harus memberantas para koruptor-koruptor itu" dengan ekspresi semangat, Nugi melanjutkan.
"Bener banget tuh Gi, generasi kita ini nih yang menjadi harapan bangsa kedepannya" jawab Disya tak kalah semangatnya, "kamu aja Gi yang jadi ketua KPK nya kelak, aku dukung banget deh 100%, asalkan kamu tetep amanah menjalankan tugasnya, berantaass para koruptor, jangan malahan nanti kamu yang diberantas, ehehehe" ledek Disya sambil tertawa kecil.
Nugi pun ikut tertawa mendengar celotehannya Disya "Nah emang itu Sya pekerjaan yang paling aku inginkan, yang sekarang ini sedang aku fokuskan untuk masa depan kelak, menjadi ketua KPK. Makanya sekarang aku lagi belajar giat dan baca-baca kasus korupsi juga mempelajarinya, agar nanti kalau aku jadi Ketua KPK aku bisa menjalankan amanah dengan baik, menguasai permasalahan dan dengan menggunakan cara dan strategi yang tepat untuk memberantas para koruptor itu"
"Waaahhh luar biasa banget cita-cita temen aku yang satu ini, semangat yaaa Gi" ucap Disya sambil tersenyum bangga.
"Hehehee, makasih yaa Sya" Nugi terdiam sejenak, kemudian melanjutkan "kalau kita mau merubah keadaan bangsa dan negara kita agar bebas dari korupsi, maka pimpinlah..!!!, jadilah ketua KPK..!!!"
"Emangnya klo kamu udah jadi Ketua KPK kamu mau melakukan perubahan apa Gi?" tanya Disya
"Andai aku jadi Ketua KPK kelak, hal paling utama adalah aku harus memulai dari diriku sendiri, yakni Independen, bebas dari intervensi-intervensi negatif yang bersumber dari pihak kiri. Kedua aku harus berani, berani menolak kerjasama yang tujuannya mengkhianati negeri ini hanya untuk kepentingan dan menguntungkan diri sendiri yakni suap. Ketiga, aku harus berani menghadapi orang-orang yang akan menjatuhkan aku jika aku menolak kerja samanya untuk menjadi pengkhianat negara. Itu semua diperlukan integritas yang kuat dalam diri kita Sya"
Nugi menghela napas, dan kemudian melanjutkan "Setelah hal-hal itu tertanam di diri aku Sya, aku akan menularankannya dan menerapkannya kepada bawahanku, kepada seluruh anggota KPK lainnya. Siapa yang mau jadi anggota KPK, maka haruslah mempunyai satu visi yang sama yakni memberantas korupsi. Jika salah satu anggota KPK terbukti melakukan tindak korupsi sekecciiiillll apapun, langsung usut, tindak, tangkap, pecat, adili, penjara! gak ada negoisasi lagi. Pokonya aku mau buat KPK benar-benar bersih dari tindakan koruspi terlebih dahulu sebelum aku membersihkan para koruptor di luaran sana"
Disya hanya tertegun mendengar ucapan Nugi yang ber api-api tanpa sedikitpun menimpali.
"Setelah KPK bersih dari tindak korupsi" Nugi melanjutkan "dan anggota memiliki integritas, loyalitas, jujur dan dapat dipercaya. Aku bersama-sama anggotaku akan memberantas para koruptor-koruptor itu, tangkap, pecat, adili, penjara..!! siapapun dia, dari latar belakang keluarga siapa dia, menjabat apa dia, punya pengaruh besar apa dia, jika terbukti korupsi maka tangkap, pecat, adili, penjara..!!
"terusss hukuman apa yang akan kamu kasih ke para koruptor itu Gi" tanya Disya penasaran
"Oohhh tentu saja dengan hukuman yang sangat adil dan tegas" Jawab Nugi
Belum sempat Nugi menambahi Disya sudah menyelaknya "hukuman mati maksudnya?"
"Bukan Sya, menurut aku, kalau kita kasih hukuman mati ke para koruptor sama aja kita seperti mereka, melanggar hak asasi manusia, yakni hak untuk hidup. Jadi aku lebih memilih menghukum mereka dengan mengambil semua harta mereka yang dihasilkan dari korupsi saja, jadi kalau hartanya yang didapat bukan dari hasil korupsi tidak akan diambil, ingat! mereka punya keluarga, anak, istri yang harus di nafkahi. Harta korupsi itu akan dikembalikan kepada negara atau bahkan akan aku serahkan langsung kepada rakyat, misalnya dengan cara membangun tempat tinggal rakyat, sekolah rakyat yaa pokoknya semua untuk rakyat dan geratis tentunya. Kedua, mencopot jabatannya dan tidak boleh lagi menjabat dan bekerja di pemerintahan. Ketiga, dihukum kurungan penjara selama umur dia hidup atau yang sering disebut dengan hukuman penjara seumur hidup, misalnya pejabat yang terbukti korup umurnya 40 tahun, maka dia dipenjara selama 40 tahun dan hukuman itu berlaku untuk seluruh besaran yang di korupsi. Jadi mau korupsi dengan jumlah sedikit atau banyak, yaaa sama-sama dihukum penjara seumur hidup. Menurut aku itu cukup adil dan tegas. Oh iya satu lagi, dan dengan tegas menolak sogokkan untuk nambah fasilitas para koruptor di penjara, seperti fasilitas khusus gitu deh tv, kasur empuk atau diizinin jalan-jelan ke Bali, ehehehe"
mendengar perkataan Nugi yang terakhir, Disya pun tertawa terbahak-bahak "waahh kamu emang cocok banget deh jadi ketua KPK Gi, kok mendengar semua impian kamu itu untuk memberntas korupsi, aku jadi pengen jadi Ketua KPK juga, bener kata kamu 'jika ingin memberantas korupsi maka pimpinlah.. jadilah Ketua KPK' dengan memimpin kita bisa melakukan itu semua"
"Iyaa Sya, walaupun kita tidak akan pernah bisa menghilangkan korupsi secara total, karena setiap negara pasti ada tindakan korupsinya, sekecil apapun itu. Tapi paling tidak kita bisa menguranginya secara signifikan dan dapat memberikan kesejahteraan dan kepuasaan kepada rakyat"