Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beragam
kebudayaan yang unik dan berbeda satu sama lain. Salah satu kebudayaan Indonesia yang mampu menembus gerbang internasional selain alat-alat musik nya
yang khas seperti angklung, terdapat pula tarian-tarian dari berbagai daerah di
Indonesia yang mampu menembus gerbang Internasioal, seperti tari Saman dari
aceh, tari Pendet dari Bali dan lain
sebagainya. Sebagai generasi muda yang masih memiliki jiwa nasionalisme
yang tinggi, ketertarikan akan seni budaya Indonesia memicu diri untuk lebih
melestarikan, mengenal dan mencintai kebudayaan indonesia tersebut, terutama seni tari
tradisional dari berbagai kebudayaan suku bangsa Indonesia. Untuk dapat lebih mengenail dan mengetahui
macam-macam tari tersebut, mempelajari dan memperaktikannya perlulah kita mengunjungi
daerah asal dari tarian yang ingin kita perdalami atau mengikuti sanggar tari tradisional. Tetapi, sebagai mahasiswa FISIP
UI, tidaklah perlu melakukan kunjungan langsung ke daerah asal tarian atau mengikuti sanggar tari tradisional untuk
dapat mempelajarinya. Sebab di FISIP UI menyediakan sarana atau wadah organisasi
yang dapat menampung minat dan bakat mahasiswa yang tertarik untuk belajar
tarian-tarian tradisional Indonesia. Organisasi tersebut bernama Komunitas Tari
FISIP, yang terbentuk pada tahun 2008, atau dikenal sebagai Radha Sarisha.
Komunitas yang lebih akrab dengan panggilan KTF UI ini adalah
sebuah komunitas mahasiswa di FISIP UI yang mewujudkan dan mengembangkan minat
dan bakat mahasiswa dalam seni tari, baik tari dan musik tradisional maupun tari
modern. Adapun berbagai tarian yang dipelajari di dalam komunitas ini adalah Tari Saman dari Aceh, Tari Kancet Gantar dari Kalimantan, Tari Renggong Manis dari Betawi, Tari Minang dari Padang, Tari Selayang Pandang dari Melayu Deli, Tari Gaba-Gaba dari Maluku, Tari Rondang Bulan dari Mandailing Sumatera Utara dan masih banyak lagi.
Komunitas yang diketuai oleh Shinta Dewi ini bukan hanya mampu menembus gerbang nasional tetapi juga gerbang Internasional, sehingga kebudayaan Indonesia lebih dikenal di dunia. Di pandu dengan koreografer Jamilah Siregar KTF UI ini sudah banyak memiliki pengalaman menampilkan tarian dan musik tradisional juga tarian modern dalam berbagai acara, seperti acara wisuda, Asean Youth Conference 2011 dan masih banyak lagi. Selain pengalaman tersebut, Komunitas yang beranggotakan lebih dari 80 (delapan puluh) orang ini juga beberapa kali melakukan misi budaya dalam berbagai festival di luar negeri. Misi budaya yang belum lama diikuti oleh KTF UI yakni dengan menjadi baian dari Festival Du Sud 2012, Festival Du Suud adalah festival kebudayaan yang diselenggarakan di tiga negara Eropa, yaitu Prancis, Belgia, dan Spanyol. Dalam acara tersebut KTF UI menampilkan 12 tarian dan musik tradisional yang dinilai dapat merepresentasikan Indonesia di mata dunia Internasiona. Keikutsertaan KTF UI pada Festival Seni Budaya tingkat internasional ini diawali pada tahun 2010, tepatnyasejak mengisi acara di UI Fest tahun 2010, dimana IOV (Indonesia Youth Section) memberi kespercayaan kepada KTF UI untuk menjadi wakil Indonesia dalam Du Sud Summer Festival 2011. Kepercayaan ini pun kembali diberikan pada tahun 2012 setelah penampilannya di tahun 2011 lalu.
Selain itu KTF UI juga pernah menghadiri acara-acara internasional seperti Festival
Folklorico Internacionul Festifalk, Alcalá de la selva, Spain, Europe tahun 2011, Festival Esdansa, Les Preses, Spain, Europe tahun 2011, 39enes Jornades Internationals Folkloriques de Catalunya, Barcelona,
Europe, tahun 2011. Pada bulan Agustus 2012 lalu, KTF UI pernah memuaku parapengunjung Festival
de Folklore de Jambes di Namur, Belgia. Festival de Folklore
de Jambes di Namur adalah acara budaya yang diselenggarakan setiap musim panas
dengan mengundang peserta dari berbagai belahan dunia. Pada tahun ini para peserta festival berasal dari negara-negara Armenia,
Indonesia, Irlandia, Italia, Meksiko, Polandia dan tuan rumah Belgia.
Penampilan tarian tradisional Indonesia dalam festival ini mendapat apresiasi
positif dari Presiden Festival, Teresa Rodriguez Rocha. Dalam Gestival tersebut, Komunitas di bawah pimpinan Anissa Pramudita dan koreografer
Jamilah Sirega ini menampilkan musik dan tari Gaba-gaba (Maluku), Kancet
Gantar (Kalimantan), Saman (NAD), Kembang Malate (Madura, Jawa Timur), Zapin
Kasmaran (Melayu Deli, Sumatra Utara), Rondang Bulan, Marsitami-tami (Sumatra
Utara), Mpok Ngigel (Betawi), Tifa (NTT), Lenggang Nyai (Betawi), Renggong
Manis (Betawi), dan juga Selayang Pandang.
Selain
pengalaman internasional yang pernah dijalankan oleh Komunitas ini, KTF
UI juga banyak memenangnkan kompetisi-kompetisi, seperti : sebagai juara
6 (enam) dalam acara Festival Selaras Pinang Masak HUT Jambi, yang diselenggarakan oleh Anjungan Jambi
pada tahun 2011. Dengan Tari Zapin yang dibawakannya, KTF UI juga memperoleh juara kedua dalam
UI Festival : Kompetisi Tari Tradisional yang diselenggarakan oleh BEM
UI pada tahun 2011 dan masih banyak prestasi-prestasi yang didapatkan
oleh KTF UI. Prestasi yang paling terakhir dicapai oleh Komunitas ini yakni dengan Tarian Mpok Ngigel dalam acara Indonesia Tebar Pesona,
oleh Ikatan Keluarga
Sastra Indonesia FIB UI pada tahun 2012, KTF UI meraih juara pertama.
Ini semua adalah hal yang patut dibanggakan, baik bagi Komunitas Tari
FISIP sendiri, keluaraga besar FISIP UI maupun Universitas Indonesia.
*Wiyasti Dwiandini
No comments:
Post a Comment