Aku berjalan, kemudian terdiam, memandang sekelilingku yang bagaikan kota mati, yaa kota mati..!! "aakhh kenapa aku merasa begitu, padahal bagi orang yang berbahagia hari ini, kota ini bak surgawi" ucapku dalam hati. kemudian dari belakang tiba-tiba ada yang menepuk-nepuk punggungku, tentu saja aku tersentak kaget melihat siapa makhluk yang menyentuhku itu, wajahnya yang bersih, rambutnya yang lurus terurai dan senyumnya yang ramah meresonansikan kenangan masa lalu, tepatnya 2 tahun lalu. Terakhir aku melihat senyuman ramah itu ketika untuk terakhir kalinya kekasihku memintaku untuk melupakannya, yaa tepat hari ini, 2 tahun lalu, memintaku untuk melupakannya atau bahkan membencinya dan masih terbayang dalam mataku senyumnya sambil berkata "maaf" sebelum memintaku melupakannya. Dia berkata padaku bahwa dia telah memilih lelaki lain dan memutuskan untuk menikah dengannya minggu depan, katanya lelaki itu sudah di jodohkan dengannya oleh orang tua mereka, ketika mereka masih kecil. Tapi mana mungkin benar mereka dijodohkan, orang tuanya saja dapat menerimaku dengan baik, bahkan kedua orang tuanya sangat mempercai aku untuk menjaga anak gadis semata wayangnya, mana mungkin dia dijodohkan, ahh pasti dia berbohong padaku, pirkirku.
Aku menolak alasan dia yang tidak masuk akal, dan terus menuduh dia berbohong dan tak henti-hentinya menuduh dia menduakanku. Benar saja, akhirnya di mengakui kalau beberapa bulan ini dia menjalin hubungan dengan lelaki lain, dan yang lebih parahnya, kekasihku berkata bahwa ia telah menanam benih dengan lelaki selingkuhannya itu, dan harus segera menikah. Aku shok bukan main, kedua kakiku terasa tak menapak bumi, tak bisa kubayangkan lemasnya tubuhku mendengar ucapannya, raga bagaikan tak bernyawa, hatiku hancur terluka. Benar-benar tak bisa kubayangkan, kami menjalankan hubungan ini semenjak dibangku SMA, dan kini umur kami sudah 26 tahun dan aku sudah memantapkan diri untuk menjadikan dia pendamping hidupku, andai dia tahu saat kejadian itu terjadi, saat dia memintaku untuk bertemunya, aku telah menyiapkan sebuah logam mulia berbentuk lingkaran yang ingin aku lingkarkan di jari manisnya, yaa aku berniat melamarnya saat itu, memintanya menjadi istriku, yaa tepat hari itu. Tapii apa yang aku dapati, di menghianati ku, penghianatan yang tak pernah aku duga sebesar itu, yaa Tuhan.
Dan kini, tepat dua Tahun lalu aku melihatnya kembali, senyum itu, wajah itu, oh Tuhan, kenapa? kenapa Kau pertemukan aku dengannya lagi setelah dua tahun lalu, setelah aku lupa kalau aku terluka, kenapa Tuhan? Tiba-tiba suaranya membuyarkan lamunanku akan 2 tahun lalu "maaf mas, apa mas tau alamat ini" tanya wanita itu dengan terheran melihat ekspresiku yang kaget melihat kehadirannya, aku pun tambah terkaget mendengar petanyaan yang terlontar dari mulutnya itu "dia tak ingat aku? dua tahun apakah waktu yang cukup untuk melupakanku, apakah dia lupa pernah menyakitiku, melukai hatiku", kemudian wanita itu melanjutkan "saya Nena, saya baru pindah ke Jakarta 4 hari yang lalu, dan saya sedang mencari rumah ayah tiri saya, apa mas tau alamat ini dimana?", "Nena?" sahutku dalam hati, nama kekasihku bukan Nena, lantas siapa dia? lalu kuambil kertas berisikan alamat rumah itu dari tangannya, dan aku tambah tercengang melihat alamat itu, rumahnya disebelah rumahku, tepat disebelah rumahku tanpa ada rumah lain yang menghalangi.
Lalu kembali ku melihat ke arahnya, aku melihat dengan seksama garis wajahnya, kilauan rambutnya yang hitam terkena tetesan sinar matahari di sore itu, dan senyumnya yang menususk-nusuk raga ini, hati ini. Kemudian akupun tersada, Ya Tuhan, benar saja kalo namanya berbeda, walau garis wajah, rambut berkilaunya dan senyumnya yang jelas terlihat sama dengan kekasihku dan benar saja kalau dia tak mengingat aku, sebab, dia memang bukan kekasihku 2 tahun lalu, ini orang yang berbeda, dan tak mungkin dia kekasihku karna kekasihku bukan pergi menghianatiku dengan laki-laki lain, setelah seminggu dia bilang telah menghianati aku dan akan menikah dengan laki-laki yang menghamilinya, dia memang pergi meninggalkanku, tapi bukan untuk menikah dengan lelaki lain melainkan dia pergi ke tempat Penciptanya, yaa kekasihku telah pergi menemui sang penciptanya, dan aku baru tahu setahun kemudian setelah di pergi. Kanker otak, kanker otak yang membuatnya menghianatiku, yang membuatnya melukaiku, menghancurkan hidupku. Dia berbohong kepadaku agar aku membencinya sehingga dapat dengan mudah aku melupakannya. Dan hari ini, tepat 2 tahun lalu Kau mengirimkan wanita yang benar-benar mirip dengan kekasihku, Ohh Tuhan apa rencanamu, apakah dia reinkarnasi dari kekasihku, dan mengapa dia akan tinggal di dekatku, di sekelilingku. Apakah selanjutnya kota ini akan tetap menjadi kota mati atau akan bak surgawi bagiku.


No comments:
Post a Comment