Time is Flow

Monday, 28 January 2013

Sang Bapak dengan anak perempuan bungsunya..


Tadi sore menjelang adzan maghrib, aku menghampiri bapak yang lagi asyik duduk di teras rumah sambil memandangi kuda besinya yang berwarna cokelat itu, si Meguro masih tetap berdiri dengan gagahnya dihadapan bapakku yang sudah semakin renta. 

Lalu beliau berkata kepadaku "Ini motor dijual sayang, udah puluhan tahun di sini, nemeni bapak kemana-mana nih motor, ke Bali, Lampung, Palembang, Yogya, (dan masih banyak lagi) tapi bapak udah gak kuat bawa Meguro, berat banget"

"makanya aku yang bawa sini, kan masih muda, masih kuat" jawabku

"gayaa kamu, Meguro lebih berat dari Pinky, Pinky aja kamu gak kuat bawanya"

aku hanya senyum-senyum aja dengar kata-kata beliau.

Kemudian beliau melanjutkan "jagoannya perempuan semua, belum tentu mantunya nanti bisa suka juga sama motor tua"

lalu aku menimpali "tenang ajaa Pak, nanti aku cari suami yang suka juga sama motor-motor tua" jawabku sambil bersanda gurau..

beliaupun ikut tertawa mendengar ucapanku "gak mesti anak motor, yang penting suka sama motor tua bapak"

"ssiippp tenang ajaa Pak" ucapku, "ini Meguro udah kayak isteri kedua yaa?" lanjutku.

Beliau kembali tertawa

"eehh enggak deh, udah kayak isteri pertama, orang yang lebih sering nemenin kemana-mana si Meguro, hehehee" ralatku dengan cepat.

Kamipun tertawa bersama. Kemudian adzan maghribpun berkumandang, kami bergegas masuk ke dalam rumah bersiap untuk shalat maghrib.

Begitulah sepenggal perbincangan antara Bapak dan anak perempuan bungsunya.

W. D. Marseno

No comments:

Post a Comment